
Legenda Manchester United Roy Keane kembali menyerang mantan pelatihnya, Sir Alex Ferguson, sehingga perseteruan mereka tampaknya masih jauh dari kata berakhir.
Seperti yang diketahui, perseteruan antara Keane dengan Ferguson diawali dengan komentar Keane untuk ITV. Ia menyatakan United memang layak tersingkir dari Liga Champions, dan komentar tersebut tidak diterima oleh Ferguson.
Seperti yang diketahui, perseteruan antara Keane dengan Ferguson diawali dengan komentar Keane untuk ITV. Ia menyatakan United memang layak tersingkir dari Liga Champions, dan komentar tersebut tidak diterima oleh Ferguson.
Alhasil, Ferguson membalasnya dengan mempertanyakan rekor kepelatihan Keane dengan mengatakan, "Roy punya peluang untuk membuktikan dirinya bisa menjadi seorang pelatih, tapi itu pekerjaan yang sulit (bagi Keane) tampaknya."
Kepada The Sunday Times, Keane pun membalas dengan menyatakan bahwa kesuksesan yang diraih Ferguson adalah karena pemain-pemain seperti dirinya yang rela berkorban demi Ferguson.
"Jika anda ingin mempertanyakan rekor kepelatihan saya, dengar, anda dapat mempertanyakan kepada setiap pengamat mengenai pelatih yang setara dengan Ferguson dan kami semua hanya akan menyebut beberapa," ujar Keane.
"Tetapi saya dapat mengatakan bahwa tanpa pemain seperti saya, mungkin dia tidak akan memiliki rekor kepelatihan yang sangat bagus, karena pemain yang memilih menjadi pengamat, akan cepat dilupakan bahwa dulu sang pemainlah yang mempertaruhkan segalanya untuk pelatih."
Kepada The Sunday Times, Keane pun membalas dengan menyatakan bahwa kesuksesan yang diraih Ferguson adalah karena pemain-pemain seperti dirinya yang rela berkorban demi Ferguson.
"Jika anda ingin mempertanyakan rekor kepelatihan saya, dengar, anda dapat mempertanyakan kepada setiap pengamat mengenai pelatih yang setara dengan Ferguson dan kami semua hanya akan menyebut beberapa," ujar Keane.
"Tetapi saya dapat mengatakan bahwa tanpa pemain seperti saya, mungkin dia tidak akan memiliki rekor kepelatihan yang sangat bagus, karena pemain yang memilih menjadi pengamat, akan cepat dilupakan bahwa dulu sang pemainlah yang mempertaruhkan segalanya untuk pelatih."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar